“Saya juga menyoroti ketidakseimbangan dalam pemberitaan media massa. Saya mengumpulkan rilis yang dikumpulkan BP Batam dan menemukan bahwa pemberitaan proyek ini cenderung menonjolkan potensi ekonomi tanpa cukup memperhatikan situasi di lapangan. Rilis BP Batam menjadi satu-satunya sumber informasi yang dirujuk oleh media arus utama,” ucap Rina.
Selain itu, Rina mencatat ancaman yang dihadapi oleh masyarakat Melayu Rempang, yang khawatir kehilangan tanah dan identitas budaya mereka akibat penggusuran. Menurutnya, tidak banyak media arus utama yang meliput isu ini secara mendalam, hanya beberapa media yang benar-benar turun ke lapangan untuk melihat fakta sebenarnya.
“Saya berharap bahwa pemberitaan mengenai proyek di Rempang lebih seimbang dan transparan, serta memperhatikan kondisi nyata yang dihadapi oleh warga setempat,” pungkas Rina.
