Berita

Sepenggal Sejarah di Rumah Laksamana Maeda

Mengingat peran pentingnya dalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia, pada November 1992, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, gedung yang pernah menjadi tempat tinggal Laksamana Maeda ini dijadikan museum wariwan peninggalan sejarah. Museum itu diberi nama Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Buka setiap hari kecuali Senin, Museum Perumusan Naskah Proklamasi menyajikan kisah seputar detik-detik proklamasi kemerdekaan. Memasuki museum, pengunjung akan menemukan ruangan utama. Ruangan ini dahulu digunakan sebagai ruang diplomasi antara Indonesia dengan Belanda pascakemerdekaan RI. Pada sisi kiri pintu masuk, terdapat ruangan yang dahulu digunakan sebagai tempat merancang konsep teks proklamasi kemerdekaan, yang kemudian ditulis pada secarik kertas oleh Soekarno.

Di bawah tangga, terdapat sebuah ruangan kecil yang dahulu digunakan sebagai tempat Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi ditemani oleh BM Diah.

B.M. Diah adalah jurnalis yang juga lincah sebagai aktivis politik semasa pendudukan Jepang. Menyelamatkan draf proklamasi ketika tak seorang pun menghiraukan.  Setelah naskah ketikan itu ditandatangani Sukarno dan Hatta, Sayuti membuang begitu saja draf proklamasi tersebut. Tak seorang pun menaruh peduli pada draf tulisan tangan Sukarno itu, toh sudah ada naskah ketik yang lebih resmi dan diteken langsung Sukarno-Hatta. Tapi, Diah mengambilnya.

Previous page 1 2 3 4Next page
Back to top button