Sebagai guru baru dan wali kelas, Edwin memilih pendekatan disiplin ketat terhadap siswanya, terutama Jefri yang diperankan oleh Omara N. Esteghlal. Ia yakin metode itu akan membantunya menghadapi Jefri sekaligus menemukan petunjuk mengenai keponakannya.
Namun, konflik antara Edwin dan Jefri berkembang menjadi lebih dari sekadar hubungan murid dan guru. Jefri memandang Edwin sebagai simbol dari diskriminasi dan kebencian rasial, sehingga menyulut konfrontasi yang lebih besar di antara keduanya.
Ketegangan di SMA Duri memuncak ketika kerusuhan kembali merebak di seluruh penjuru kota. Edwin bersama Diana, guru bimbingan konseling yang diperankan Hana Malasan, dan sejumlah murid lainnya terjebak di dalam sekolah. Di tengah situasi genting itu, Edwin tidak menyadari bahwa Jefri telah memburunya dengan niat menghabisi nyawanya.
Film ini ditujukan untuk penonton berusia 17 tahun ke atas dan dijadwalkan tayang di bioskop pada 17 April 2025. Dalam jumpa media pada Oktober 2024, Joko Anwar mengungkapkan bahwa proses panjang penulisan naskah membuatnya lebih siap secara emosional dan mental untuk menggarap film ini.
