Berita

Soroti Edaran BGN, Tan Shot Yen Sebut MBG Alami Kemunduran

HASANAH.ID – Dokter sekaligus ahli gizi masyarakat Tan Shot Yen menyampaikan kritik terhadap surat edaran Badan Gizi Nasional (BGN) yang membolehkan penggunaan produk ultra processed food (UPF) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) sepanjang berbasis produksi lokal atau UMKM. Menurutnya, keputusan tersebut tidak sejalan dengan semangat awal program yang diharapkan mengutamakan pangan segar.

Dalam pernyataannya, Tan menilai arah kebijakan itu justru mengaburkan esensi MBG yang seharusnya mengedepankan makanan sehat.

“Suatu kemunduran ya buat saya, ini adalah suatu kemunduran MBG kalau makan bergizi gratis kok bentukannya seperti itu,” tegasnya.

Ia menambahkan, MBG semestinya mendukung petani, peternak, nelayan, serta penanam buah lokal, bukan memberi ruang besar kepada industri besar yang menghasilkan makanan ultra proses. Tan bahkan menyinggung peluang kolaborasi dengan Koperasi Desa Merah Putih untuk memperkuat perekonomian setempat.

“Kalau mau sebetulnya semua proyek nasional Presiden bisa nyambung. Untuk mengaktifkan ekonomi sirkular, kita bisa berdayakan Koperasi Merah Putih di dalam pelaksanaan MBG,” ujarnya.

Menurut Tan, makanan ultra proses wajar diproduksi untuk konsumsi rekreasional, namun tidak layak dijadikan menu utama MBG. Ia menegaskan bahwa program ini harus menjadi standar edukasi gizi untuk anak-anak, mengenalkan makanan sehat Nusantara dengan komposisi seimbang.

“MBG itu seharusnya menjadi suatu standar yang bisa kita banggakan,” kata Tan.

Ia menjelaskan, anak-anak melalui MBG bisa belajar mengenali makanan sehat lalu menyampaikannya kembali kepada orangtua. Namun, kondisi di lapangan menurutnya masih jauh dari pedoman resmi.

“Di panduan MBG jelas tertulis program ini sarana edukasi. Tapi kok pelaksanaannya beda banget,” imbuhnya.

Tan juga mengingatkan bahaya makanan ultra proses yang cenderung minim nutrisi tetapi tinggi gula, garam, lemak, serta zat aditif. Bila dikonsumsi berlebihan, UPF bisa meningkatkan risiko obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, hingga sindrom metabolik.

“Negara maju harus punya pikiran maju. Tanah air kita kaya pangan utuh, olah jadi menu Nusantara,” ucapnya.

1 2Next page