Sosok Dingin Pelaku Penembakan Selandia Baru

“Saya pikir sesuatu pasti sudah berubah di dalam dirinya setelah tahun-tahun yang dihabiskannya untuk bepergian ke luar negeri,” kata Gray kepada ABC, dikutip dari AFP.
“Di suatu tempat, sebuah pengalaman dan kelompok sudah menguasai dirinya.”
Spekulasi Gray didukung oleh adanya manifesto Tarrant yang penuh kebencian. Kalimat-kalimat yang penuh kebencian ini juga diunggah di media sosialnya jelang tragedi penembakan di Christchurch.
Dalam manifesto 74 halamannya, dia mengatakan pertama kali mulai mempertimbangkan serangan pada April dan Mei 2017 saat bepergian ke Prancis dan tempat lain di Eropa Barat.
Di sana dia juga menyebut bahwa dia terkejut dengan invasi imigran di kota-kota di Prancis. Selain itu dia juga merasa putus asa saat melihat pemilihan Presiden Prancis karena melihat sentris pro-Eropa Emmanuel Macron.
Dalam sketsa biografi singkat yang ada dalam manifestonya, dia menggambarkan diri sebagai orang kulit putih biasa yang lahir di Australia dari kelas pekerja, dan lahir dari keluarga berpenghasilan rendah.







