Baik sup dengan kaldu susu murni, sup kuning, maupun sup kedondong akan lebih lengkap kenikmatannya bila ditemani minuman es djadul. Es djadul hampir sama dengan es campur pada umumnya.
Yang membedakan, untuk es djadul ini kuahnya memakai tapai, di mana tapai tersebut diblender dengan es, lalu dicampur cincau, kolang-kaling, dan nangka. “Menu sup ini merupakan pertama di Yogyakarta, bahkan di Indonesia,” ujar Oni.
Warung Sop Djadul juga menyajikan aneka makanan dan minuman lain, seperti ayam goreng dan bakar maupun ikan bakar dan goreng, juga ada nasi uduk djadul dengan lauk tahu, telur, ayam, kering tempe, dan sambal.
Plus aneka jajanan pasar tempo dulu seperti jadah, sawut ketelo rebus, dan ketan srondeng. Warung ini beroperasi pukul 07.00- 17.00 WIB setiap Senin-Jumat dan pukul 07.00-19.00 WIB pada Sabtu dan Minggu. Namun, selama Ramadan buka pukul 11.00-21.00 WIB.
Seorang pembeli, Fitriani, mengaku baru pertama kali datang ke warung Sop Djadul. Ia datang dengan keluarga untuk menikmati buka puasa bersama di tempat itu. Sebagai menu berbuka, Fitriani memesan sup iga bakar.