“Lagi-lagi angkanya turun baik di perkotaan maupun perdesaan. Yang menarik, angka kemiskinan di desa turun lebih cepat 0,25 persen dibandingkan di perkotaan 0,20 persen. Ini menunjukkan program berbasis desa mulai menampakkan hasilnya,” katanya.
Sementara itu, gini rasio Jabar menurut BPS, per Maret 2019 tercatat 0,402 menurun dari tahun sebelumnya yang ada di angka 0,407. Disebutkan pula gini ratio perkotaan 0,410 sedangkan perdesaan 0,319.
“Jabar memiliki daerah pabrik yang beberapa berdekatan dengan DKI Jakarta, seperti Kabupaten/Kota Bogor, Depok, Kabupaten/Kota Bekasi, Karawang dan Purwakarta. Tentu saja UMR-nya sedikit banyak terpengaruhi standar Jakarta yang tinggi. Sementara daerah yang lain tidak demikian,” jelasnya.
Menurutnya, program pengentasan kemiskinan Pemprov Jabar menangani dua sisi. Pertama, membantu program pusat seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Beras Miskin, dan program pusat lainnya.
Namun di sisi lain, Pemprov fokus meningkatkan pendapatan warga melalui program-program seperti Kredit Mesra, One Pesantren One Product (OPOP), One Village One Company (OVOC), dan program lainnya seperti Desa Digital yang meningkatkan kualitas SDM sehingga warga desa menjadi lebih produktif.