Website ini dirancang untuk menyediakan materi edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan keterampilan literasi digital masyarakat desa. Salah satu fitur unggulannya adalah sistem penukaran poin. Melalui fitur ini, pengguna yang telah menyelesaikan materi pembelajaran dapat mengumpulkan poin yang dapat ditukar dengan produk UMKM lokal. Ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi desa sekaligus memotivasi warga untuk aktif belajar.
Selain itu, platform ini dilengkapi dengan forum diskusi online. Forum ini memungkinkan warga desa untuk berbagi ide, berdiskusi, dan saling mendukung dalam mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Shollakhuddin, yang bertugas sebagai pengembang Frontend, menyoroti bagaimana fitur ini dapat menjadi ruang kolaborasi digital yang bermanfaat. “Forum diskusi kami rancang agar mudah diakses oleh semua kalangan, bahkan bagi mereka yang baru mengenal teknologi,” ungkapnya.
Abrar, desainer UX/UI dalam tim, juga menekankan pentingnya desain yang intuitif. “Kami ingin website ini bisa digunakan dengan mudah oleh masyarakat desa tanpa memerlukan pelatihan khusus. Semua elemen dirancang untuk mendukung pengalaman pengguna yang optimal,” tambahnya. Dengan pendekatan ini, tim berharap platform mereka dapat menjadi solusi jangka panjang yang relevan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Leuwimalang.
Perjalanan Menuju Final
Kevin dan tim harus mengatasi berbagai tantangan selama proses pengembangan, termasuk koordinasi anggota tim yang sibuk dengan kegiatan kampus. Namun, semangat dan kerja sama mereka membuahkan hasil. “Kami tidak menyangka bisa lolos hingga final dan meraih juara tiga. Itu benar-benar di luar ekspektasi kami,” tambah Kevin.