“Saya mencoba ngotot, tapi gaya balap saya tak beradaptasi dengan baik, karena di Moto2 saya selalu berkendara dengan corner speed yang tinggi. Di Moto2, Anda tak bisa mengerem agresif, karena ban belakangnya selalu selip. Ketika saya tiba di MotoGP, saya memang cepat di uji coba pertama, namun hanya karena melakukan time attack,” lanjut juara Moto2 2018 ini.
Baca Juga : Gelaran MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika Indonesa Akan Berdampak Besar Pada Sektor Pariwisata
Ducati Kini Lebih ‘Manis’
Mengingat dirinya kini membela tim pabrikan, Bagnaia pun tak mau melakukan kesalahan lagi. Sejak uji coba di Qatar pada Maret lalu, ia mencari setup yang paling jitu agar gaya balapnya cocok dengan Desmosedici. Tak hanya itu, ia juga bekerja keras mencari ritme yang cepat dan konsisten dengan ban lama. Atas alasan inilah kini Bagnaia menjadi rider yang tangguh.
“Sejak Qatar, kami bekerja dengan ban lama. Saya tadinya kerap bermasalah dan tak nyaman. Tahun lalu saya menjalani beberapa balapan yang baik, dua atau tiga, namun tahun ini saya mengubah mentalitas. Saya merasa mengenal motor ini dengan sangat baik. Saya juga beradaptasi pada pengereman, kini bisa tampil sangat kompetitif dan nyaman,” ujarnya.