Ekonomi

Wakil Menteri Perdagangan Dorong Pemanfaatan Maksimal IE CEPA

Hasanah.id – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti, menegaskan pentingnya meningkatkan pemanfaatan Indonesia–EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA). Pernyataan ini disampaikan usai pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal European Free Trade Association (EFTA), Kurt Jager, di Jenewa.

Dalam diskusi tersebut, kedua pihak membahas potensi memperluas akses pasar bagi produk unggulan Indonesia ke empat negara anggota EFTA, yakni Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein. EFTA dikenal sebagai asosiasi yang mendukung integrasi ekonomi dan perdagangan bebas antar anggotanya.

Roro menekankan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mempermudah pelaku usaha dalam memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan oleh IE CEPA.

“Kami berupaya mengeksplorasi berbagai cara agar para pelaku usaha dapat lebih mudah mengakses manfaat dari IE CEPA,” jelasnya pada Rabu (17/9/2025).

Salah satu fokus utama adalah percepatan realisasi kuota tarif untuk minyak sawit Indonesia, dengan penekanan pada pengakuan standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Dukungan ini dianggap krusial untuk menjaga daya saing minyak sawit Indonesia di pasar Eropa.

Selain itu, Roro menyoroti potensi ekspor produk UMKM, seperti kopi, kakao, dan furnitur, yang memiliki peluang besar menembus pasar negara-negara anggota EFTA. Ia juga memberikan apresiasi terhadap berbagai program peningkatan kapasitas yang mendukung optimalisasi IE CEPA dan mendorong perluasan kerja sama di masa depan.

Sekjen EFTA, Kurt Jager, memberikan pandangannya terkait promosi perdagangan dan peningkatan pemanfaatan IE CEPA di sektor-sektor potensial. Menurutnya, sektor tekstil, alas kaki, dan produk bernilai tambah lainnya menjadi fokus penting dalam pengembangan kerja sama.

Kurt juga menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap rantai pasok global agar strategi perdagangan Indonesia dapat lebih efektif. Dalam konteks ekspor kopi dari UMKM, ia menilai perlunya penyesuaian dengan kebutuhan pasar serta waktu promosi yang tepat untuk memaksimalkan peluang penetrasi produk ke negara anggota EFTA.

Lebih jauh, Kurt mendorong peningkatan investasi asing langsung (FDI) dari Indonesia guna membuka peluang usaha baru yang berkelanjutan.

Sebagai langkah lanjutan, Roro mengungkapkan rencana pengembangan portal informasi yang lebih terintegrasi untuk memudahkan pelaku usaha mencari mitra dagang.

“Kami sudah memiliki INATRADE dan FTA Center, tetapi kami butuh platform yang lebih lengkap agar pelaku usaha dapat dengan mudah menemukan peluang bisnis,” pungkasnya.