
Survei ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan di enam wilayah Kabupaten/Kota di Jabar. Pendekatan kuantitatif menggunakan multistage random sampling, sementara pendekatan kualitatif melalui polling opini ahli dengan metode Delphi. Survei dilakukan antara 19-30 Agustus 2024.
Dari hasil survei, sebanyak 93,8 persen responden menyadari bahwa cuaca semakin tidak menentu, dan dampak krisis iklim mulai dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kesadaran masyarakat mengenai krisis iklim semakin tinggi, terutama terkait dampaknya terhadap kesehatan dan ekonomi di masa depan,” jelas Viktor.
Ia menambahkan, isu transisi energi dan perubahan iklim mulai menjadi pertimbangan masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya.
Krisis Iklim Harus Jadi Prioritas Pilkada 2024
Direktur Eksekutif Indonesia Cerah, Agung Budiono, menekankan pentingnya temuan survei ini bagi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar. Menurutnya, mereka harus segera memprioritaskan agenda kampanye yang berkaitan dengan transisi energi dan antisipasi dampak krisis iklim.