
INDRAMAYU – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu, mendapatkan perhatian serius dari Anggota Komisi V DPR RI Drs Yoseph Umarhadi MSi MA. Anggota dewan dari PDI Perjuangan tersebut rencananya besok (hari ini red) bersama dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, akan meninjau lokasi yang terdampak banjir akibat luapan sungai Cimanuk.
Yoseph Umarhadi, mengatakan, bersama BBWS selain meninjau kondisi banjir juga akan melihat lokasi tanggul kritis di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk. Karena dibeberapa titik lokasi, menurut Yoseph terdapat tanggul kritis. Hal itu diketahui setelah dirinya meninjau titik titik tangggul di DAS Cimanuk, di Kabupaten Indramayu belum lama ini.
” Sebelumnya saya bersama dari BBWS Cimanuk Cisanggarung meninjau tanggul tanggul kritis di Kecamatan Jatibarang, Sindang dan Indramayu. Kami bersepakat untuk mencari sebab musabab atau sumber terjadinya banjir dan akan berupaya untuk mencari solusi konprehensif penangananannya. Harus segera dilakukan guna menjaga rasa aman warga di dekat bantaran sungai,” ujarnya, kepada Hasanah.id, Selasa (9/4).
Selain dari beberapa tanggul yang bocor, banjir yang terjadi di Indramayu, lebih diakibatkan tingginya debit air pada sungai Cimanuk. Anggota dewan dari PDIP itu mengatakan, dirinya mendapatkan informasi, naiknya debit air pada sungai Cimanuk hingga meluap dan terjadi banjir di Indramayu,
karena Waduk Jatigede tak mampu menampung dan menahan air. Sehingga dialirkan ke Cimanuk.
” Informasinya, karena masih ada pekerjaaan di Jatigede, sehingga belum bisa maksimal menampung air. Jika dipaksakan ditampung, akan ada tiga desa yang terendam. Ini dilema, karena diantaranya akan banjir. Namun, masalah ini secepatnya diselesaikan,” paparnya.
Yoseph menambahkan, atas nama pribadi dan anggota Komisi DPR RI, dirinya ikut prihatin dengan kejadian musibah banjir yang dialami oleh cukup banyak desa di sepanjang sungai Cimanuk.
Di Indramayu banjir akibat meluapnya sungai Cimanuk, menerjang sejumlah desa di Kecamatan Indramayu, Jatibarang, Sindang dan Cantigi. Bahkan beberapa desa hingga kini masih terendam banjir dengan ketinggian 50 centimeter hingga 1 meter.