HASANAH.ID, BANDUNG BARAT, Sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan, Perum Perhutani berkolaborasi dengan 21 BUMN lainnya meresmikan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di desa Cikole Jayagiri Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada Kamis (09/01-2025)
Hadir saat itu, Asisten Deputi (Asdep) Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Faturohman, Direktur Keuangan dan TJSL Sandy Mukhlisin beserta jajaran, Wakil Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten Cucu Suparman beserta jajaran, Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan Giri Makmur, dan Lembah Harapan Jaya dan Mitra Wisata yang ada di Cikole Lembang. Selain itu, hadir juga perwakilan 21 BUMN kolaborator, Dinas Lingkungan Hidup dan Forkopimda Kabupaten Bandung Barat.
Kegiatan diawali dengan paparan dari PT Bentala consulting yang menyampaikan wilayah Cikole khususnya kawasan wisata menghasilkan sampah sekitar 1.550 ton per tahun atau setara potensi 600 ton CO2 equivalen dan dengan adanya program TPST ini dapat mereduksi potensi 650 CO2 equivalen.
Dalam sambutannya Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Faturochman menyampaikan, sampah di wisata menjadi hal yg tidak elok sehingga dengan adanya TPST dapat menjadi solusi penampungan sampah harian di wilayah Cikole.
“Manajemen wisata untuk juga memperhatikan manajemen sampah, berikan perhatian hingga ke kegiatan pemilahan sampah dan dapat dimanfaatkan kembali oleh mitra wisata ” jelasnya
Faturochman juga menyampaikan komitmen BUMN menerapkan proses bisnis berkelanjutan (ESG), dengan fokus pada aspek 5P.
“Merupakan bagian komitmen BUMN untuk menerapkan proses bisnis berkelanjutan (ESG), dengan fokus pada aspek 5P yang menggerakkan keberlanjutan yaitu, Profit, People, Prosperity, Peace, dan Partnership,” ujarnya.
Lebih lanjut, Faturohman mengatakan, pembangunan TPST didasarkan pada pengalaman dengan banyaknya sampah yang berserakan di kawasan objek wisata.
“Kami inisiasi dan berkoordinasi dengan 21 BUMN untuk berkolaborasi membangun TPST yang dapat mengolah semua jenis sampah,” katanya, Kamis (9/01 – 2025).
Ditambahkan, Program ini juga mendukung visi Presiden dan Wakil Presiden tentang pembentukan ekonomi sirkular yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
“Ini merupakan tempat pengolahan sampah plastik pertama di kawasan hutan, dan diharapkan kolaborasi ini dapat terus berkembang dan diterapkan di lokasi lain,” ungkap Faturohman.
Pada kesempatan yang sama Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perum Perhutani, Sandy Muchlisin menyampaikan TPST merupakan wujud tanggung jawab Perhutani bersama 21 BUMN kolaborator lainnya kepada lingkungan dan sosial yang diharapkan memberikan dampak kepada masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan.
“Semoga dengan adanya program ini penumpukan sampah dapat dikelola dengan baik menjadi produk hasil guna. Harapannya juga dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan berkelanjutan,” terangnya.
Ditempat yang sama juga, Ketua Satuan Tugas Lembang Bersih Edwin Juliana pun, menyebutkan TPST Cikole Jayagiri sudah melakukan ujicoba dengan mengolah produksi sampah selama liburan Nataru yang mencapai 12 ton.
“Saat dilakukan ujicoba, mesin mampu memproses sampah selama 4 hari dengan rata-rata 3 ton sampah per harinya,” tuturnya.
TPST Cikole memiliki beberapa ruangan yang terdiri dari ruang penampungan sampah serta ruangan untuk pengolahan sampah, dengan menerapkan SDGs yang mencakup 7 tujuan. Sampah yang diolah akan menjadi produk ramah lingkungan seperti Pupuk Organik, Ecoenzim, Plastic Press serta brick dan papan. Produk-produk tersebut dapat dikomersialkan lagi oleh masyarakat maupun sebagai bahan pelengkap sarana prasarana kawasan wisata Cikole.
Ke depan kegiatan operasional TPST Cikole akan dikelola Satgas Lembang bersih dari Dinas Lingkungan Hidup Bandung Barat, dengan melibatkan masyarakat sekitar lokasi wisata, komunitas, pengelola wisata, dan pemerhati sampah. (**)