Internasional

Prancis Akan Akui Negara Palestina pada Sidang Umum PBB September 2025

Hasanah.id – Pemerintah Prancis menyatakan akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dijadwalkan berlangsung pada September 2025. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Presiden Emmanuel Macron melalui akun resmi X pada Jumat (25/7).

“Sesuai komitmen historis kami terhadap perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina. Pengumuman resminya akan saya sampaikan di Sidang Umum PBB pada bulan September,” tulis Macron.

Langkah ini diperkirakan akan menjadikan Prancis sebagai negara besar Eropa paling berpengaruh yang mengakui kemerdekaan Palestina. Jika terealisasi, total 142 negara di dunia akan mengakui status kenegaraan Palestina.

Macron menegaskan bahwa prioritas mendesak saat ini adalah penghentian perang di Gaza dan penyelamatan warga sipil. Ia menekankan pentingnya gencatan senjata, pembebasan seluruh sandera, serta distribusi bantuan kemanusiaan secara besar-besaran.

Ia juga menyoroti pentingnya demiliterisasi kelompok Hamas dan pembangunan kembali wilayah Gaza secara aman. Dalam jangka panjang, kata Macron, pembentukan negara Palestina yang berkelanjutan serta pengakuan terhadap eksistensi Israel menjadi bagian penting dari solusi konflik.

“Kita harus memastikan Gaza dibangun kembali dan bebas dari senjata. Negara Palestina harus dibentuk, didemiliterisasi, dan mengakui Israel sepenuhnya,” tegasnya.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menyambut baik keputusan Prancis. Ia menyebut pengakuan terhadap Palestina sebagai langkah untuk mempertahankan solusi dua negara yang, menurutnya, tengah diancam oleh kebijakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

“Bersama-sama, kita harus melindungi apa yang coba dihancurkan oleh Netanyahu. Solusi dua negara adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian,” kata Sanchez dalam pernyataannya di media sosial.

Di sisi lain, keputusan Prancis memicu kecaman keras dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dalam pernyataan resminya, Netanyahu menuding langkah Prancis sebagai bentuk “penghargaan terhadap terorisme” dan menilai pengakuan tersebut sebagai ancaman langsung terhadap eksistensi Israel.

Menurutnya, pendirian negara Palestina dapat membuka jalan bagi pengaruh Iran dan memperkuat musuh-musuh Israel di kawasan.

“Palestina tidak ingin hidup berdampingan dengan Israel; mereka ingin menggantikan Israel,” ujar Netanyahu.

Sebelumnya, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu atas dugaan kejahatan perang di Gaza.

Back to top button