Aksi Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan di Dago

“Tidak semua perempuan suka diskusi formal atau aksi besar-besaran. Ada yang lebih nyaman berbicara santai sambil nongkrong. Kita harus tahu kebutuhan dan preferensi mereka,” ujarnya.
Salah satu inisiatif menarik dari FMN adalah konsep “Mimbar Bebas,” sebuah ruang ekspresi untuk aksi yang lebih santai dan berbasis budaya. Dalam mimbar bebas, peserta bisa menyampaikan orasi, menampilkan teatrikal, atau sekadar menikmati hiburan.
“Aksi ini dirancang untuk menjadi refleksi sambil bersenang-senang. Orang-orang sudah lelah dengan rutinitas, jadi kita buat ruang yang lebih santai namun tetap memiliki pesan perlawanan,” jelas Ainul.
Perjuangan untuk kesetaraan gender adalah upaya panjang yang memerlukan solidaritas lintas gender dan pendekatan yang inklusif. Aksi seperti yang diinisiasi oleh FMN tidak hanya menjadi bentuk perlawanan, tetapi juga ajakan untuk merenung dan bergerak bersama.
Melalui diskusi, organisasi, dan aksi kreatif, diharapkan lebih banyak masyarakat yang teredukasi dan turut ambil bagian dalam perjuangan ini. Sebab, kesetaraan bukan hanya hak perempuan ini adalah tanggung jawab bersama. (Noviana)