Budaya patriarki di Indonesia juga menjadi akar masalah. Masyarakat masih memiliki pandangan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi atau berperan aktif di ruang publik. Menurut Ainul, ini adalah bagian dari masalah struktural yang harus dilawan secara kolektif.
“Sampai saat ini pada akhirnya perempuan masih terkungkung. Dari dalam berbagai masalah, makanya kenapa kita hadir di sini untuk aksi, kita mau membangkitkan semangat-semangat kawan-kawan khususnya di Kota Bandung,” ujarnya saat ditemui di sela-sela aksi Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan di Taman Cikapayang Dago, Sabtu, 14 Desember 2024.
FMN menekankan pentingnya organisasi sebagai wadah perjuangan. Ainul menjelaskan bahwa komunitas yang terpimpin dan demokratis menjadi kunci untuk menyadarkan masyarakat akan isu-isu perempuan.
FMN kerap mengadakan diskusi publik untuk membangun kesadaran dan menciptakan ruang bagi perempuan untuk berbicara tentang persoalan mereka.