Menurutnya wacana tersebut pernah muncul agar Gedung Sate sebagai gedung pemerintahan Pemprov Jabar bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata heritage atau meseum sejarah.
Menurut Dadang, Gedung Sate memiliki nilai ekonomis tinggi. Jika dirawat dan sedikit dibenahi bakal mampu menarik minat masyarakat untuk berwisata.
“Saya paham betul pemikiran gubernur. Beliau berencana memindahkan agar Gedung Sate bisa digunakan sebagai wisata heritage. Seperti di Thailand. Bangunan kerajaannya dijadikan tempat wisata, sedangkan kerajaan pindah ke tempat baru,” tuturnya.
Jika rencana pemindahan pusat pemerintahan itu terealisasi akan dipindah ke Tegalluar, maka ia meminta gubernur secepatnya membebaskan lahan minimal 50 hektare. Pasalnya, TOD kereta cepat Bandung-Jakarta sendiri sudah memakan lahan 400 hektare.
“Supaya ada bargaining dengan pertumbuhan KCIC sekarang kalau bisa membebaskan lahan 50 hektare saja,” ucapnya.
Disinggung terkait Tegalluar adalah salah satu wilayah yang masuk dalam Cekungan Bandung dan kerap dilanda banjir, Bupati menyebut nantinya akan ada rekayasa teknis jika rencana pemindahan itu terealisasi. Baik dari perencanaan wilayah maupun perencanaan segi konstruksi bangunannya.