
HASANAH.ID – BANDUNG. Film Dirty Vote sebenarnya tidak akan mengubah sikap politik yang telah ditetapkan diri sendiri sejak awal. Akan tetapi, menurut pembicara, Bilven mengatakan bahwa yang heboh hanya elit-elit politik hingga mengadakan konferensi pers pada Selasa, (13/2/2024) di Perpustakaan Ajip Rosidi, Kota Bandung.
Bilven mengomentari walau yang menang itu antara Paslon 1, 2, atau 3 yang berkuasa sama saja karena oligarkinya tidak berubah. Maka dari itu, reformasi tetap kalah walau yang memang bukan Paslon 02.
“Kita sudah melihat bahwa kekalahan reformasi pada saat IKN, UU Omnibus Law, UU Cipta Kerja disahkan,” ujarnya langsung.
Ia menambahkan bahwa masyarakat sudah sering dikecewakan oleh pemimpin negeri ini bahkan Jokowi yang menurut media adalah harapan baru. Selama masih ada sistem Presidential Threshold 20% yang berkuasa tetap oligarki.
Bilven menyebutkan bahwa masyarakat selain seringkali melupakan setelah memilih tetapi lupa bertanggung jawab. Ketika Jokowi sudah tidak terkendali baru masyarakat bergerak padahal banyak sekali keculasan sejak awal kepemimpinan.
“Sistem pemilu sudah tidak demokratis sejak awal, ada masalah polarisasi dan kita hanya diambil suara saja,” pungkasnya. (Syifa)***