Ian juga menyebut bahwa Amerika Serikat merupakan produsen kapas yang besar, meskipun tidak memproduksi tekstil atau pakaian. Dengan menggunakan kapas dari Amerika Serikat dalam produk tekstil, Indonesia dapat memperoleh tarif impor yang lebih rendah untuk ekspor ke negara tersebut.
Impor kapas dari Amerika Serikat diperkirakan akan meningkat dari 17 persen menjadi 50 persen, dengan nilai sekitar US$400 juta. Meskipun jumlah ini tidak cukup besar untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat, langkah ini diharapkan dapat membantu industri tekstil Indonesia dalam menghadapi tantangan dari perang dagang yang sedang berlangsung.
Sementara itu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak membalas kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Sebagai gantinya, Indonesia memilih untuk bernegosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat. Keputusan ini disambut oleh Amerika Serikat dengan menunda pemberlakuan tarif tersebut.
