
HASANAH.ID, NASIONAL – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengkaji kemungkinan ekspor telur ke Amerika Serikat (AS). Wacana ini muncul sebagai respons terhadap lonjakan harga telur di AS yang dipicu oleh wabah flu burung. Meski demikian, Kementan menegaskan bahwa kebijakan ini akan tetap mempertimbangkan keseimbangan pasar domestik.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda, menjelaskan bahwa produksi telur nasional saat ini mencapai 6,4 juta ton per tahun, sementara kebutuhan bulanan sekitar 518 ribu ton. Dengan angka ini, Indonesia berada dalam kondisi surplus.
“Menariknya, negara-negara yang selama ini menjadi eksportir ayam grandparent stock (GPS) ke Indonesia, seperti Amerika Serikat dan Prancis, justru mengalami krisis pasokan dan lonjakan harga telur. Sementara itu, kebijakan Kementan membuat harga dalam negeri tetap stabil,” ujar Agung dalam keterangannya di situs resmi Ditjen PKH Kementan, Rabu (26/3/2025).
Di sisi lain, peternak mengingatkan agar ekspor tidak mengganggu pasokan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Agung memastikan bahwa kebijakan ekspor akan tetap memperhatikan kebutuhan dalam negeri. “Kami siap mengirim hingga 1,6 juta butir telur per bulan tanpa mengganggu kebutuhan domestik,” tegasnya.