Fakta Baru soal Warga Palestina yang Tiba di Afrika Selatan

Ia mendaftar melalui sebuah organisasi bernama Al Majd Europe, yang mengaku berbasis di Jerman dan memiliki kantor di Yerusalem. Ia mengenal organisasi itu dari iklan media sosial, namun tidak banyak informasi jelas mengenai siapa penyelenggara sebenarnya.
Organisasi tersebut hanya meminta dokumen perjalanan Palestina yang valid serta izin keamanan dari Israel. Mereka pun tidak diberi jadwal pasti keberangkatan—hanya diinformasikan H-1 sebelum terbang. Para warga juga diminta tidak membawa barang bawaan, selain dokumen penting.
Masalah mulai terasa ketika mereka tiba di Afsel dan petugas menanyakan asal keberangkatan, karena paspor tidak diberi stempel resmi Israel. Founder Gift of the Givers, Imtiaz Sooliman, menyebut hal ini kemungkinan dilakukan untuk menyulitkan para pengungsi di negara tujuan.
Gift of the Givers menyampaikan bahwa mereka akan membantu kebutuhan para warga Palestina selama satu hingga dua minggu pertama. Setelah itu, masing-masing diminta mandiri.
Menariknya, banyak di antara mereka sudah memiliki rencana untuk melanjutkan perjalanan ke negara lain, termasuk Indonesia, Malaysia, atau Australia. Sekitar 30% penumpang dilaporkan meninggalkan Afsel dalam 1–2 hari pertama. Menurut otoritas Afsel, dari 153 orang yang tiba, 23 telah dipindahkan ke negara lain, sementara 130 memilih tinggal.







