Jumisih menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa perjuangan buruh perempuan tidak akan berhenti meskipun mereka menghadapi berbagai intimidasi dan kekerasan, baik dari pengusaha maupun aparat negara.
“Kita selalu melakukan advokasi dan mediasi, walaupun hukum di Indonesia sering kali tidak berpihak pada buruh. Pemerintah Jokowi tidak bisa dibiarkan terus membuat kesejahteraan buruh semakin buruk,” pungkasnya.
Page 4 of 4