“Informasi yang kami peroleh saat ini prosesnya baru ditenderkan dan kemungkinan dibangun pada awal 2020. Bahkan diperkirakan irigasinya baru bisa berfungsi kembali pada 2021. Tentu ini prosesnya sangat lama, padahal fungsi irigasi ini sangat dibutuhkan warga,” katanya.
Akibat lamanya proses perbaikan, diperkirakan Cianjur akan kehilangan puluhan ribu ton padi dengan nilai kerugian sampai Rp 80 miliar dengan estimasi proses perbaikan hingga irigasi baru bisa digunakan pada 2021 nanti.
“Dari satu hektare lahan petani bisa menghasilkan padi sebanyak 9 hingga 10 ton. Kalau diuangkan secara keseluruhan potensi kehilangan penghasilan bisa mencapai Rp 80 miliar itu kerugian hasil dari perhitungan kasar dinas terkait. Cibeber ini kan memang salah satu lumbung padi dengan tingkat produksi yang tinggi, makanya akan sangat berpengaruh pada produksi tingkat kabupaten,” ucapnya.
Sementara itu Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan pihaknya akan terus mendesak Pemprov Jabar mempercepat perbaikan irigasi Sungai Cikondang, mengingat perannya yang sangat penting terutama untuk pertanian.