
Menkeu juga menekankan kepada jajaran Kementerian Keuangan agar juga mampu menggunakan semangat berqurban ini untuk menunjukkan kepedulian dan membantu mengatasi dampak Covid-19 yang sedang melanda sekarang ini. Ia meminta keikhlasan serta pengorbangan para jajaran Kementerian Keuangan baik itu waktu, tenaga, dan pikiran serta apapun untuk tidak kenal lelah dan terus bersama Pemerintah berjuang agar mampu segera keluar dari krisis akibat pandemi ini supaya dampak krisis yang terjadi di masyarakat bisa ditekan. Menurut Menkeu, spirit ibadah qurban itu tidak hanya tentang membangun dan menjaga hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga membangun hubungan antar manusia yang satu dengan yang lain.
Pada kesempatan itu, Menkeu juga berpesan bahwa ibadah qurban juga merupakan suatu cerita mengenai upaya manusia untuk terus mau dan mampu memberi sekaligus meyakinkan manusia bahwa sebagian dari harta yang dimilikinya merupakan titipan untuk pihak lain.
“Mungkin kalau kita secara simbolik memberikan dan menafkahkan harta kita. Namun saya memahaminya secara lebih besar dan lebih dalam, yaitu kalau kita mau dan mampu secara ikhlas mengorbankan apa yang kita miliki, pikiran kita, waktu kita, perhatian kita kepada sesama. Sesuatu yang kita cintai dan kita hargai lalu kita mau menafkahkan, itu artinya mendedikasikan untuk kemaslahatan makhluk atau manusia yang lain. Itu adalah The ultimate sacrifice, suatu pengorbanan puncak yang harus ditunjukkan oleh manusia karena dia beriman dan yakin bahwa Allah SWT menguji kita namun juga sekaligus memberi kesempatan kepada kita untuk menunjukkan bahwa kita mau dan mampu mengorbankan bahkan apa yang paling kita cintai bagi kepentingan dan kemaslahan orang lain,” tegas Menkeu.