Di sisi lain, beberapa kelompok garis keras dalam pemerintahan Netanyahu menentang kesepakatan ini. Mereka berpendapat bahwa perang harus berlanjut hingga Hamas benar-benar dihancurkan. Protes juga terjadi di Yerusalem, di mana warga Israel turun ke jalan menolak gencatan senjata.
Di tengah ketegangan ini, Presiden AS Joe Biden mendesak Israel untuk mempertimbangkan kepentingan Palestina dalam solusi jangka panjang. “Netanyahu harus menemukan cara untuk mengakomodasi keprihatinan yang sah dari Palestina untuk keberlanjutan jangka panjang Israel,” kata Biden dalam dikutip dalam laman reuters.
Jika kesepakatan ini berhasil, gencatan senjata akan menghentikan pertempuran yang telah menewaskan lebih dari 46.000 orang di Gaza, serta membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduk wilayah itu kehilangan tempat tinggal.
“Bagi 98 sandera, setiap malam adalah malam mimpi buruk yang mengerikan. Jangan tunda pemulangan mereka bahkan untuk satu malam lagi,” kata sebuah kelompok keluarga sandera Israel dalam pernyataan yang disiarkan media lokal pada Kamis (16/1/2025) malam. (Novi).