Pada Minggu malam, cuaca buruk memperumit pencarian dengan hujan yang menyebabkan lumpur dan gelapnya malam.
Namun, pada Senin pagi, drone milik Turki mendeteksi titik panas yang diyakini sebagai puing-puing helikopter. Setelah evakuasi, tidak ditemukan korban selamat. Raisi dan delapan orang lainnya dipastikan tewas.
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Keluarkan Kebijakan Larang Transit ke Indonesi
Para ahli menduga cuaca buruk sebagai faktor utama penyebab kecelakaan. Paul Beaver, seorang pakar penerbangan, menjelaskan bahwa helikopter tidak dapat dengan mudah terbang di atas cuaca buruk seperti pesawat sayap tetap.
Tutupan awan, kabut, dan suhu rendah diperkirakan berkontribusi terhadap jatuhnya helikopter tersebut.
Berita kematian Raisi dikonfirmasi oleh berbagai media internasional seperti AFP, CNN International, dan Reuters. Banyak negara, termasuk Turki dan Rusia, segera menawarkan bantuan dalam operasi pencarian dan penyelamatan.
Baca Juga: Jokowi Serahkan Langsung Bantuan ke Lombok, Pastikan Proses Pencairan