Kalau pedoman organisasi AD/ART tidak jadi rujukan dalam mengelola partai, maka di sana akan terjadi perbedaan atau gesekan pendapat,” kata dia.
Agung memaklumi jika hal tersebut terjadi satu atau dua kali. Namun, dia tidak bisa membiarkan jika terjadi berkali-kali. Agung memberikan satu contoh pengambilan keputusan oleh Zulhas yang menurutnya tidak sesuai dengan pedoman.
Pada Pemilihan Presiden 2014, PAN memutuskan mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Namun saat Jokowi dan Jusuf Kalla menang dalam Pilpres, PAN berbalik dengan mendukung pemerintah. Agung mengatakan perubahan itu terjadi tanpa kongres ataupun rakernas.
Dia mengaku memprotes keputusan pada saat itu. Hingga akhirnya PAN menggelar rakernas untuk perubahan dukungan itu. Itu hanya salah satu contoh pengambilan keputusan yang dilakukan di luar mekanisme partai.
Agung mengatakan masih ada persoalan-persoalan internal lain yang melatarbelakangi pengunduran dirinya. “Yang membedakan orang lain dengan kita ini kan ada yang kritis, ada yang membiarkan, ada yang cari aman. Kita ini ya yang kritis dan orang-orang kaya kita ini kan berjalan sendiri pun tidak masalah,” kata dia. KOMPAS.com