HASANAH.ID – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan potensi besar relokasi industri tekstil dan sepatu dari Vietnam ke Indonesia. Hal ini disampaikan dalam acara retreat kepala daerah yang diadakan di kompleks Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu (26/2/2025).
Luhut menjelaskan bahwa relokasi ini berpeluang besar menciptakan lapangan kerja di berbagai daerah di Indonesia, terutama di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
“Dalam 1,5 tahun ke depan, potensi lapangan kerja yang tercipta diperkirakan mencapai 1 juta hingga 1,5 juta,” ujar Luhut.
Percepatan Izin Amdal Diperlukan untuk Relokasi Industri Tekstil
Namun, Luhut menegaskan bahwa percepatan izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) sebagai kunci dalam kelancaran proses relokasi ini.
“Mereka meminta agar proses izin Amdal dipercepat. Kami sudah melaporkannya kepada Presiden, dan beliau memerintahkan agar hal ini segera ditindaklanjuti,” jelas Luhut.
Untuk menyelesaikan kendala ini, Luhut sedang mengatur pertemuan antara perwakilan industri dengan Presiden, agar mereka dapat menyampaikan langsung kebutuhan dan keluhan terkait regulasi.
Melalui unggahan di akun Instagram resminya, Luhut mengungkapkan bahwa sektor tekstil dan sepatu pernah dianggap sebagai sunset industry akibat maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, sektor ini justru memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi dengan total hampir 4 juta tenaga kerja, di mana 2,9 juta di antaranya berada di sektor pakaian jadi.
Baca Juga: Luhut Lagi, Luhut Lagi
Luhut menjelaskan bahwa sektor ini memiliki keunggulan dalam hal pelatihan yang cepat dan peluang kerja yang luas bagi lulusan sekolah menengah. Selain itu, industri ini juga berpotensi mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Investasi di sektor tekstil dan sepatu di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2024, investasi asing langsung (FDI) di sektor ini mencapai hampir USD 1 miliar, naik 107 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, investasi dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 7 triliun.
Walaupun angkanya masih lebih kecil dibandingkan dengan industri smelter, daya serap tenaga kerja di sektor ini luar biasa tinggi. Menurut kajian Dewan Ekonomi Nasional, investasi sebesar USD 20-30 juta di pabrik pakaian jadi dapat menciptakan 6.000 hingga 9.000 lapangan kerja.