“Seharusnya efisiensi anggaran berlaku merata, bukan hanya untuk pendidikan dan kesehatan,” tambahnya.
Selain itu, para demonstran mengkritik program makan bergizi gratis (MBG) yang dinilai tidak relevan jika harus mengorbankan anggaran pendidikan.
“Percuma jika anak-anak diberi makanan bergizi tetapi tidak bisa mengenyam pendidikan dengan layak,” ujarnya.
Menurut Abdul, kebijakan pemangkasan anggaran pendidikan ini merupakan langkah keliru yang bisa menghambat perkembangan sumber daya manusia Indonesia.
“Peradaban berkembang dari isi kepala, bukan hanya dari perut yang kenyang,” tegasnya.
Selain menyoroti pemangkasan anggaran, aksi ini juga menyinggung isu undang-undang bermasalah. Abdul menyebut bahwa pemerintahan saat ini memiliki latar belakang militer, sehingga sulit mengharapkan demokrasi yang ideal.
Aksi berlangsung dengan damai, dengan mahasiswa menyampaikan orasi dan tuntutan mereka kepada pemerintah. Mereka berharap kebijakan ini dapat segera ditinjau ulang demi masa depan pendidikan dan kesehatan di Indonesia.