“Kami sangat mengagumi keramahan, dan sifat ramah tamah masyarakat Kampung Cireundeu baik yang beragama Islam sekitar 60 persen maupun masyarakat Cireundeu yang menganut Kepercayaan Sunda Wiwitan yang berkisar 40 persen (22 KK),”ujar Dewi.
Lebih lanjut Dewi memaparkan selama membantu penelitian ini, Kampung Adat Cireundeu bisa menjadi contoh bagi kampung lainnya, baik mengenai toleransi beragama dan pelestarian adat budaya Masyarakat Sunda Wiwitan.
“Disamping itu juga, peran mereka dalam ketahanan pangan dimasa pandemi virus corona, bisa dicontoh masyarakat Indonesia karena singkong lebih terjangkau harganya, lebih tahan lama energi yang didapatkan untuk melakukan berbagai aktifitas dan dapat menurunkan berat badan,”paparnya.
Sementara Novita Siswayanty, MA. mengatakan sangat berbahagia karena kemudahannya dalam berinteraksi dengan masyarakat Kampung Cireundeu, sehingga tujuan dari penelitiannya bisa dengan mudah tercapai.
Novita berharap kedepannya bisa terus menjalin silaturahim dengan Masyarakat Cireundeu dan dapat memberikan informasi terkait toleransi beragama, Pariwisata, ketahanan pangan dan wisata kuliner dari Masyarakat Kampung Cireundeu Sunda Wiwitan dengan benar kepada Masyarakat Nasional dan Internasional.