Lasmuin sudah mendengar perihal pemindahan ibu kota negara ke perbatasan Kecamatan Sepaku dan Samboja.
“Positif lah, namanya ibu kota, daerah akan lebih maju dan ramai. Secara pribadi biasa saja lah, ya kita lihat saja ke depan,” kata Lasmuin menanggapi rencana pemerintah memindahkan ibu kota Negara Republik Indonesia ke wilayah sekitar tempat tinggalnya.
Namun transmigran asal Bojonegoro yang sudah 41 tahun menetap di Desa Semoi Dua itu bertanya-tanya, sebenarnya lahan yang mana yang akan digunakan untuk membangun ibu kota baru, mengingat semua tanah di sekitar desanya milik warga.
Kekhawatiran pria yang sejak SD sudah ikut bertransmigrasi ke Semoi Dua itu berkurang mana kala pernyataan Presiden bahwa pemerintah sudah punya lahan seluas 180.000 hektare untuk membangun ibu kota negara yang baru.
Lasmuin mengangguk-anggukkan kepala ketika mendengar informasi bahwa mungkin saja ibu kota baru akan dibangun di lahan-lahan hutan produksi yang merupakan hutan negara.