“Anak-anak juga diberi makan tiga kali sehari, saya ingin memberikan yang terbaik untuk mereka. Walau biaya untuk bahan makanan saja sebulan kami bisa habis Rp 18 juta lebih, belum bayar listrik, hampir Rp 20 juta per bulan,” tuturnya.
“Alhamdulillah untuk biaya masaknya, kami dibantu oleh tetangga yang peduli, jadi jasa masaknya gratis, kami hanya beli bahannya saja, tapi ya masih cukup berat,” Yopi menambahkan.
Ada dua asrama yang diperuntukkan untuk santri dan santriwati di lantai pertama. Sayangnya, karena terbatasnya lahan membuat sebagian santri terpaksa tidur di dalam tenda.
“Saya selalu berikan pemahaman kepada anak-anak untuk bersyukur, karena saudara kita di Palestina, jangankan untuk makan dan berteduh, untuk minum saja sulit,” kata Yopi.