Sekolah juga berupaya membangun karakter siswa-siswanya melalui hal-hal kecil yang tak diajarkan di kelas. “Susah diangkakan, misalnya di sekolah ada rak sepatu murid-muridnya nyusun sepatunya di rak, dikasih nama. Kemudian anak-anak juga dikenalkan pada seni tradisi kita, banyak sekali program seperti ini di Indonesia,” ujar dia.
Menurut Hilmar, pada awal 2016, program penguatan pendidikan karakter baru diterapkan di 542 sekolah. Namun, jumlah itu terus meningkat hingga saat ini mencapai 280 ribu sekolah. “Percepatannya bagus karena daerah juga menyambut, kabupaten, kota bersemangat.
Maka konsep gerakan itu sangat penting,” ujar dia. Di sisi lain, pemerintah juga mengupayakan literasi digital sejak dini. Hal itu guna memastikan anak-anak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara bijak. “Program literasi digital juga, karena anak sekolah sekarang orang tuanya sibuk yang disodorin sama mereka handphone. Nah ini kalau enggak dibekali anak-anak dengan kemampuan untuk memfilter, sulit,” ujarnya.