Bukan hanya tubuh, pilihan camilan juga berdampak pada kesehatan mental. Psikolog Mutiara Maharani menjelaskan bahwa gaya hidup masyarakat urban, terutama di kalangan milenial dan Gen Z, sering kali membuat mereka rentan terhadap stres dan kecemasan. Dalam kondisi ini, ngemil sering menjadi pelarian.
Sayangnya, kebiasaan ngemil tanpa sadar atau mindless snacking cenderung melibatkan makanan tinggi gula, lemak, dan kalori. Meski memberikan kepuasan sementara, camilan semacam itu tidak memberikan nutrisi yang cukup untuk tubuh dan tidak menyelesaikan masalah emosional yang dihadapi.
“Konsumsi makanan tidak sehat sering menciptakan siklus yang buruk. Ketika emosi negatif muncul, tubuh akan terus menginginkan makanan yang memuaskan lidah tetapi tidak seimbang untuk otak dan perut. Apa yang terasa enak belum tentu baik untuk kesehatan,” jelas Mutiara.
Untuk mendukung produktivitas di jam-jam sibuk, Putri merekomendasikan camilan tinggi protein dan serat. Makanan seperti kacang-kacangan, yogurt tanpa tambahan gula, atau buah-buahan segar dapat memberikan energi berkelanjutan.