Sedangkan dari sumber lain ‘Tradisi Punggahan Menjelang Ramadan (Studi Di Desa Bedono Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang)’, dikatakan bahwa Munggahan sering diartikan sebagai penanda kedatangan bulan Ramadan.
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Kang Hasan Ikut Karnaval ‘Munggahan’ di Kabupaten Cirebon
Secara tersirat kata ‘Munggah’ mengacu kepada proses transformasi menuju kebaikan dari bulan Sya’ban ke Ramadan untuk meningkatkan kedalaman spiritual saat menjalani ibadah puasa. Selain itu Munggahan juga bisa dimaknai sebagai perjalanan menuju ke tempat yang lebih tinggi.
Sejarah Munggahan
Munggahan memiliki makna filosofis mendalam dengan melibatkan hubungan antara dua kelompok masyarakat yang berbeda. Kelompok pertama disebut sebagai penduduk ‘Hinggil’, merupakan keturunan langsung atau dekat dari nenek moyang, dan umumnya tinggal di wilayah asal.
Untuk kelompok kedua adalah penduduk ‘Handap’ merupakan generasi paling muda atau yang telah berpindah tempat tinggal ke daerah perantauan. Penduduk ‘Hinggil’ mempunyai peranan dalam menjaga keaslian budaya nenek moyang.