BeritaLOKALISTIK

Suku Baduy Minta Dihapus dari Peta Wisata Indonesia, Ini Penjelasan Pemkab Lebak

Sementara itu, isu permohonan penutupan kampung adat Baduy dari aktivitas turisme ditanggapi dingin para penyedia open trip. Agus Solihan, pengelola tour and travel Alenta Jaya misalnya, dirinya menyayangkan jika kawasan Badut benar-benar ditutup untuk wisatawan. Mengingat minat orang untuk mengetahui Baduy dan menikmati keindahan alamnya sangat tinggi.

“Kalau benar ditutup sayang banget, karena itu asetnya orang Lebak, kalau Baduy ditutup Baduy itu identik dengan Lebak. Jangan ditutup, harusnya di beri arahan yang betul, agar (wisatawan) tidak membawa sampah ke atas,” katanya.

Agus mengaku kerap membawa wisatawan ke Baduy, bahkan sampai 300 orang. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara, dia membatasinya, hanya empat orang saja untuk sekali perjalanan.

Saat membuka open trip, dirinya mewanti-wanti kepada para peserta untuk tidak membuang sampah sembarangan, membawa wadah minuman sendiri, dan selalu menjaga kelestarian alam Baduy.

“Di Baduy sebenernya bersih, kalau sekarang termakan zaman, berubah karena ulah wisatawan juga, karena akses bisa masuk siapa saja. Untuk menjaga wisatawan itu kan sebenarnya ada di gaet (pramuwisata). Harusnya sih masyarakat adat mereka itu yah, harusnya pemerintah masuk ke dalam, mengelola sampah,” katanya. *

Previous page 1 2