HUKUM & KRIMINAL

Tirai Gelap di Balik Gemerlap Sirkus: Kesaksian Mantan Pemain Taman Safari yang Mengaku Disiksa

Hasanah.id – Kilau lampu sirkus tak selalu menyimpan tawa. Di balik gemerlap pertunjukan yang pernah memikat ribuan pasang mata, terkuak kisah kelam para mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) yang mengaku menjadi korban kekerasan saat bekerja di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor.

Puluhan tahun berlalu sejak era 1970-an, namun luka yang tersimpan rupanya belum sembuh. Kini, mereka bersuara. Para mantan pemain itu mengungkap cerita pilu yang sempat dikubur dalam-dalam—mulai dari penyiksaan fisik, tekanan psikologis, hingga eksploitasi sejak usia dini.

Salah satu kisah paling memilukan datang dari Vivi, yang kala itu masih belia saat bergabung di OCI. Ia menuturkan pernah disetrum, ditendang, dipaksa latihan tengah malam saat orang lain tertidur, bahkan harus bekerja meski sedang hamil. Vivi mengklaim penyiksaan itu dilakukan oleh bos sirkus bernama Frans.

Tak kuat menanggung derita, Vivi akhirnya nekat melarikan diri. Dalam gelapnya malam, ia menyusuri hutan demi meloloskan diri dari “neraka” sirkus.

“Jam satu malam saya kabur sendirian dari rumah Pak Frans. Saya sudah tidak tahan lagi,” ungkap Vivi dengan suara lirih.

Di tengah pelariannya, Vivi ditolong oleh seorang karyawan restoran di sekitar kawasan Taman Safari. Ia sempat bersembunyi selama tiga hari di rumah penolong tersebut, sebelum akhirnya ditemukan oleh sekuriti TSI.

“Saya sempat ditawari kembali dengan jaminan tak akan dipukuli lagi. Tapi waktu itu, saya bingung, tidak tahu harus ke mana. Akhirnya saya pulang,” ujarnya.

Kini, suara mereka tak lagi dibungkam. Para mantan pemain sirkus itu telah melakukan audiensi dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk menuntut keadilan atas pelanggaran HAM yang mereka alami.

Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, menyampaikan komitmennya untuk mengawal kasus ini. Ia menegaskan bahwa negara tak boleh menutup mata atas dugaan eksploitasi ini.

“Kami akan menelusuri dugaan pelanggaran HAM dalam kasus Oriental Circus Indonesia dan memastikan agar tragedi serupa tak terulang. Koordinasi dengan Kementerian PPPA dan Komnas HAM juga akan kami lakukan,” tegas Mugiyanto dalam pernyataan resmi, Rabu (16/4/2025).

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Untuk Menonaktifkan Adblock