HASANAH.ID – Masuki tahun 2022 yang dipenuhi konflik sumber daya alam, lingkungan, dan bencana alam menjadi faktor penyebab menurunnya kualitas lingkungan hidup di Jawa Barat. Hal ini terungkap dalam acara konfrensi pers perwakilan organisasi lingkungan, lembaga bantuan hukum, dan media yang bertemakan “Ketakutan dan Krisis Tahun Baru”. Kamis (27/1/2022)
“Hal ini terbukti dengan adanya proyek strategis nasional (PSN) dan provinsi. Untuk PSN itu sendiri di antaranya, 12 jalan tol, 2 pelabuhan, 5 jalur kereta, 6 bendungan, dan 1 tanggul pantai,”ujar Wahyudin disela acara konfrensi pers di kantor WALHI Jabar.
Ada empat narasumber yang menjadi pembicara dalam acara tersebut diantaranya Manajer Advokasi dan Kampanye WALHI Jawa Barat, Wahyudin lalu Pimpinan Redaksi Media Tata Ruang, Cepi Dadang Komara kemudian Ketua FK3I Jabar Dedi Kurniawan dan dari Lembaga Badan Hukum Bandung, Lasma.
Dalam kesempatan tersebut Wahyudin mengatakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ( WALHI ) Jawa Barat berpandangan eksploitasi dan ekstraksi sumber daya alam masih mendominasi. Sebagai akibatnya laju kerusakan lingkungan hidup yang kian bertambah cepat.
Menurunnya kualitas lingkungan hidup yang rusak akan berdampak pula pada kualitas sosial masyarakat. Kemudian akan muncul persoalan kesehatan, kemiskinan, dan bencana selalu muncul di saat lingkungan hidup tidak lagi menjadi pijakan. Aspek lingkungan hidup hanya dijadikan syarat formalitas saja.
Wahyudin mengungkapkan saat ini kita telah melewati tahun 2021 yang dipenuhi konflik sumber daya alam, lingkungan, dan bencana alam. Faktor penyebab menurunnya kualitas lingkungan hidup di Jawa Barat ke depannya berasal dari proyek strategis nasional dan provinsi. Untuk PSN di antaranya, 12 jalan tol, 2 pelabuhan, 5 jalur kereta, 6 bendungan, dan 1 tanggul pantai.