“Empat kali yang parah. Bahkan ada yang sampai tiga hari baru sadar. Pengendara tidak tahu kalai belokan berapa derajat kecepatannya harus berapa. Akhirnya terjatuh,” lanjutnya.
Akibat penutupan ini, pemerintah dan instansi terkait beserta warga mengadakan pertemuan untuk mengatasi polemik di jalan flyover.
Susilo menambahkan, mereka menuntut tentang kenyamanan dan keselamatan warga.
“Tuntutan kami itu bukan masalah nominal, tapi ketertiban dan keamanan untuk pengguna jalan khususnya warga RW 8, banyak anak kecil, tidak tahu anak kecil keluar dari gang atau langsung ke sini (flyover Ciroyom) main-main kan,” lanjutnya.
Ia berharap, pemerintah bisa segera memasang marga jalan dan rambu-rambu lalulintas di sepanjang flyover Ciroyom.
“Harapan kami itu ada marga jalan, jadi mana yang masuk sini, mana yang keluar itu ada petunjuk jalan. Kalau petunjuk jalan sudah ada dan ada yang melanggar itu pelanggaran,” tukasnya berharap.*** (Gilang)