Wiranto Ungkap Skenario Pendudukan di Istana Pascarusuh 22 Mei

Selain itu, Wiranto juga mengemukakan, kerusuhan diduga dirancang supaya aparat keamanan bertindak berlebihan atau over reaktif dalam menanganinya. Selanjutnya, upaya pembangunan opini untuk menyudutkan aparat keamanan dilakukan sehingga mereka dianggap sewenang-wenang.
“Ada dugaan kuat bahwa demo anarkis sengaja dilakukan untuk memancing aparat bertindak over reaktif, sehingga menimbulkan korban dari pedemo,” ujar mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan itu.
Wiranto mengungkapkan, secara umum, kerusuhan 22 Mei 2019 merupakan pengkondisian untuk memberi efek yang setidaknya sama dengan aksi 212 yang berhasil membuat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lengser dari jabatannya. Namun pengumpulan massa yang benar-benar besar gagal karena penyekatan dan pengimbauan dari unsur pimpinan di daerah yang cukup efektif.
“Jadi apa sebenarnya tujuan demo akbar tersebut digelar di Jakarta? Yaitu menolak hasil Pemilu, mendelegitimasi penyelenggara pemilu, mendelegitimasi pemerintah, mendiskualifikasi paslon 01, kemudian menetapkan paslon 02 sebagai pemenang pemilu,” ujar Wiranto.