Bagi generasi milenial, lanjut Kang Toleng, semua serba cepat. Sekali sentuh, langsung apa yang diinginkan bisa terwujud. Contoh adanya aplikasi di smartphone.
“Namun hendaknya dengan teknologi informasi yang semakin canggih bagi generasi milenial ini, yang perlu diwaspadai adalah bagaimana agar tidak keluar dari jati diri bangsa itu sendiri. Ini yang jadi persoalan,” ujarnya.
Adapun ciri dari pada generasi milenial adalah orang yang bisa berfikir out of teh box, kaya dengan gagasan dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik.
Generasi millenial, kata Kang Toleng, termasuk generasi kreatif salah satu bukti adalah tumbuhannya industri kreatif dan starup.
“Namun, negatifnya minat baca generasi milenial masih rendah. Mereka cuma bisa membaca melalui smartphone, tanpa mau menambah pengetahuan sejarah dari buku-buku lainnya. Sehingga banyak generasi milenial yang termakan info hoax,” ujarnya.
Dengan demikian, Kang Toleng berharap menjadi mahasiswa tidak hanya berhenti di bangku kuliah tapi harus rajin membaca, diskusi, refleksi dan mengamalkan ilmu sesuai dengan konteksnya.