Hasanah.id – Flanel memang lebih dari sekadar kemeja kotak-kotak. Selain menjadi pilihan pakaian para penebang kayu dan ikon musik grunge, flanel telah menjadi pakaian serbaguna dengan sejarah panjang yang membentang selama berabad-abad.
Popularitas flanel tidak hanya melintasi batasan sosial dan gender, tetapi juga mencakup berbagai lapisan masyarakat.
Flanel pertama kali muncul pada abad ke-17, dibuat oleh orang-orang Welsh sebagai alternatif untuk pakaian wol polos mereka. Terbuat dari benang wol, kain ini memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap cuaca dingin dan lembab yang kerap terjadi di Welsh.
Meskipun tidak jelas siapa yang memberikan nama “flanel” pada bahan ini, orang Perancis dan Jerman menyebutnya dengan sebutan tersebut. Karena kehangatan, daya tahan, dan ketersediaannya, flanel dengan cepat menjadi populer di seluruh Eropa. Pabrik-pabrik wol pun mulai bermunculan di Inggris dan Prancis.
Pada abad ke-19, produksi flanel semakin berkembang pesat berkat adopsi proses “carding” mekanis yang lebih efisien, yang digunakan oleh pabrik-pabrik di seluruh Inggris selama Revolusi Industri.