ADHIKARYA PARLEMEN
HASANAH.ID – BMKG menjelaskan bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari – Maret 2022. Informasi dari beberapa prediksi cuaca, musim dan iklim yang terjadi sepanjang 2022 ini, BMKG menegaskan perlu adanya mitigasi dan antisipasi hidrometeorologi sejak dini.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IV DPRD Jabar, Hj. Iis Turniasih meminta pemerintah provinsi Jawa Barat untuk segera mengantisipasi potensi ancaman kekeringan kemudian hari melalui tata kelola pengairan yang baik dan benar.
Buruknya tata kelola pengairan terbukti sebagai salah satu penyebab munculnya banjir dan kekeringan di sejumlah daerah, termasuk pantai utara Jawa Barat. Ancaman tersebut berdampak terhadap sektor pertanian Jawa Barat.
Fungsi dan manfaat waduk dan irigasi untuk mencegah banjir, mengairi sawah, dan memasok energi sebenarnya bisa dilakukan sungai asalkan dengan tata kelola air yang baik dari hulu sampai hilir.
“Jadi, yang harus dikoreksi pemerintah adalah tata kelola air dari hulu sampai hilir, BMKG telah memberikan prakiraan atas fenomena yang mungkin akan terjadi. Dampak negatif dan positif yang disebabkan oleh iklim harus tetap dipetakan. Kondisi curah hujan diatas normal dapat dimanfaatkan untuk kecukupan kebutuhan sumber daya air, sektor pertanian, dan sektor kehutanan,” Ujar Iis Turniasih.
Ia menambahkan, jangka panjangnya, pemerintah perlu melakukan evaluasi dan penyempurnaan tata ruang, tata kelola air dengan mempertimbangkan pengaruh dan dampak perubahan iklim.