Drama kebohongan Ratna Sarumpaet soal penganiayaan di Bandung dinilai skenario yang gagal untuk menyudutkan pemerintah. Runutan peristiwa yang dirancang 21 September dianggap janggal.
“Saya lihat ada satu garis desain yang kelihatan. Jadi 21 September dianggap titik terjadinya peristiwa, lalu akan digoreng beberapa hari dengan tujuan membangun opini negara ini jahat, negara melakukan kekerasan terhadap sipil. Lalu ketika proses hukum mau dijalankan karena ini dibuka, Ratnanya sudah ke Chile,” kata pengamat politik Boni Hargens dalam diskusi di Gado-gado Boplo, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (6/10/2018).
“Kelihatannya desainnya begitu. Sampai pilpres mungkin baru bisa ditangkap. Begitulah. Makanya saya katakan tak mungkin ada paduan suara tanpa nada dasar. Tanpa nada dasar itu dilakukan dikomandoi oleh seorang capres dan itu hanya karena curhatan ibu usia 70 tahun,” sambungnya.
Boni juga tidak yakin dengan pernyataan Ratna yang sempat menyebut kebohongannya karena ulah setan. Boni lebih yakin ada skenario yang dibangun, namun gagal.