
“Saya belum pernah mengantre makanan seperti ini sebelumnya. Saya tidak tahu harus berkata apa,” ujar Cho Cho Mar (35), seorang ibu yang menggendong bayinya sambil menggenggam kopi instan dan obat nyamuk.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa satu dari tiga rumah di Sagaing telah runtuh. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal terpaksa tidur di jalanan karena takut akan gempa susulan.
“Saat ini kami membutuhkan atap dan dinding untuk berteduh. Kami juga memerlukan kelambu dan selimut karena tidak ingin tidur langsung di tanah,” kata Aye Thi Kar (63), seorang kepala sekolah untuk biarawati.
Sementara itu, harapan menemukan korban selamat semakin menipis. Namun, pada Rabu (2/4/2025), dua orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan sebuah hotel di ibu kota Naypyidaw. Junta melaporkan jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.886 orang, dengan lebih dari 4.600 orang terluka dan 373 lainnya masih hilang.