Namun, Hetifah juga mengingatkan bahwa pelaksanaan study tour tidak boleh menjadi beban bagi orang tua. Kegiatan ini harus berdasarkan kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan komite orang tua.
“Study tour bukan sesuatu yang buruk. Tapi yang penting adalah bagaimana mengelolanya agar tidak menjadi beban finansial bagi orang tua. Harus ada keseimbangan, bisa dijadikan bagian dari pembelajaran tanpa unsur paksaan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya gotong royong antara orang tua dan sekolah dalam membantu siswa yang kurang mampu agar tetap bisa ikut serta. Selain itu, ia menekankan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) harus dilakukan secara efisien dan transparan.
Diberitakan sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu’ti telah menegaskan bahwa sekolah diperbolehkan mengadakan study tour selama masa liburan, meskipun ada beberapa pemerintah daerah yang memberlakukan larangan. Dengan pendekatan yang tepat, kegiatan ini bisa tetap berlangsung dengan manfaat maksimal bagi siswa.