Magnier, yang memiliki pengalaman lebih dari 35 tahun meliput konflik di berbagai negara, termasuk Iran, Lebanon, Suriah, dan Irak, menyatakan bahwa bukti yang disediakan oleh Israel tidak cukup meyakinkan.
“Kita belum melihat gambar apa pun dari sistem pemandu atau komponen penting lainnya yang diperlukan untuk mengidentifikasi jenis roket atau rudal yang meledak di tempat ini,” katanya.
Baca Juga: Dieng Gempa, Aktivitas Kawah Sileri Terus Dipantau
Menurut Magnier, Israel hanya menunjukkan dua bagian dengan nomor seri yang cocok dengan Falaq, tetapi bukan di lokasi ledakan yang sama. Bagian-bagian tersebut ditampilkan di papan putih yang berbeda, sehingga asal usulnya tidak jelas.
“Biasanya, tim forensik akan mengambil ratusan foto di lokasi kejadian sebelum menyentuh apa pun. Namun, kita belum melihat bukti tersebut, hanya tuduhan tergesa-gesa terhadap Hizbullah,” tambah Magnier.
Diameter kawah yang dihasilkan oleh roket Falaq Hizbullah biasanya berkisar antara empat hingga enam meter dengan kedalaman antara 1,5 hingga 3 meter, yang tidak sesuai dengan ledakan yang terjadi di Dataran Tinggi Golan, jelas Magnier. Menurutnya, kerusakan pagar yang terjadi juga tidak konsisten dengan pecahan ledakan roket Falaq.