Pernyataan calon presiden (capres), Prabowo Subianto tentang media melakukan kebohongan dan memanipulasi demokrasi dinilai untuk menggerus kepercayaan masyarakat pada media arus utama. Strategi kampanye Prabowo dinilai meniru gaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Hal itu juga dilakukan Donald Trump dan sejumlah politisi di Eropa. Ada dua alasan, pertama mendestabilisasi kepercayaan publik terhadap media arus utama,” ujar pengamat politik Sirojudin Abbas, di Jakarta, Kamis (6/12).
Prabowo sebagai figur nasional dinilainya dapat membuat masyarakat, khususnya kelas bawah, tidak dapat membedakan media kredibel dan yang tidak, apabila media arus utama diberi label seperti itu. “Informasi yang disampaikan media nilainya bisa turun serendah media abal-abal yang diawaki orang tidak kompeten,” kata Abbas.
Menurut dia, selama ini strategi yang digunakan oleh Prabowo adalah menebar ketakutan untuk membuat pemilih yang belum menentukan pilihannya merapat kepada pasangan itu. Kubu Prabowo dinilainya merupakan populis sayap kanan yang salah satu cirinya adalah memainkan aspek emosional seperti kekhawatiran kesulitan ekonomi serta korupsi.