Masalah Banjir Ibu Kota, IAP : Perlu Penanganan Ekstrem dan Radikal

Dari kajian IAP DKI sebagai organisasi profesi perencana kota, tuturnya, langkah ekstrem yang diperlukan untuk meningkatan kapasitas penanggulangan banjir antara lain; di bagian hulu, pembangunan waduk Ciawi dan waduk Sukamahi dengan kapasitas 6,45 juta meter kubik dan 1,65 juta meter kubik. Kapasitas kedua waduk tersebut baru bisa menampung sekitar 30 persen aliran air yang mengarah ke Jakarta sehingga masih dibutuhkan adanya tambahan pembuatan sumur resapan.
Untuk meresapkan sisa air dari hulu dibutuhkan sekitar lebih kurang 192.513 buah sumur resapan. Pembangunan sumur resapan sebanyak itu diperkirakan memerlukan luas permukaan sebesar 76 hektare yang dapat menggunakan lahan-lahan kosong, sempadan, atau pun halaman bangunan fasilitas social dan umum (fasos dan fasum) di bagian hulu Jakarta.
Di bagian tengah dan hilir, pembangunan sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) mutlak harus segera dilakukan, agar aliran air di Sungai Ciliwung dapat terpecah mengalir ke KBT sehingga aliran aiar dari Ciliwung bisa bergerak ke barat dan timur, tidak menumpuk dan terhenti di bagian tengah.