Masalah Banjir Ibu Kota, IAP : Perlu Penanganan Ekstrem dan Radikal

Di bagian tengah juga, kata Dani, sistem dan kapasitas drainase yang ada di Jakarta sudah tidak memadai lagi.
Oleh karena itu, harus ada sistem manajemen air yang andal dan optimal. Semua drainase, baik saluran drainase mikro lingkungan maupun drainase makro harus dibenahi sehingga terkoneksi dan dapat berfungsi dengan baik. Dani mengingatkan pentingnya sistem manajemen air untuk mengalirkan air di sistem internal kota yang dianggap sudah diabaikan selama beberapa tahun terakhir.
Terakhir, paparnya, peningkatan kapasitas nonstruktur dan regulasi dapat dilakukan dengan penataan kawasan hulu dengan segera menetapkan rencana tata ruang Kawasan Strategis Nasional Jabodetabek yang sedang direvisi, pengendalian pembangunan di Kawasan hulu, maupun insentif kompensasi pembangunan di kawasan hulu.
“Pembangunan di Puncak maupun kawasan hulu lainnya berdampak pada penerimaan daerah, perlu dipikirkan langkah insentif dan kompensasi yang jelas untuk moratorium pembangunan di hulu,” ujar Dani.
Sementara itu, di tengah dan hilir, Dani juga menyarankan agar dilakukan konsolidasi lahan maupun penertiban bangunan di sekitar aliran sungai, penambahan ruang terbuka hijau dan taman yang berfungsi sebagai sebagai pengumpul air hujan (rainwater collecting/waterpark), seperti yang telah dilakukan, misalnya, di Kota Rotterdam, Belanda.